AKU MALU (Jamil Azzaini)
Pernahkah Anda memiliki hanya sedikit uang? Bila pernah, bagaimana
perasaan Anda ketika itu? Apa yang Anda lakukan? Saya yakin perasaan
Anda kurang nyaman, khawatir bila tiba-tiba ada kebutuhan mendadak.
Pasti Anda juga sangat berhati-hati menggunakan uang yang ada.
Di
saat yang sama, boleh jadi Anda berupaya bagaimana caranya agar uang
yang sedikit itu bisa bertambah dan meningkat menjadi lebih banyak.
Alasannya sederhana, karena Anda menginginkan kehidupan yang lebih baik.
Sebab, era dimana ide kapitalisme menguasai dunia saat ini, hampir
semua aktifitas harus menggunakan uang.
Dengan uang lebih banyak,
lebih banyak pula hal yang bisa Anda lakukan. Lebih banyak kenikmatan
dunia yang bisa Anda beli dan lebih banyak pula yang bisa Anda berikan
kepada orang lain. Lebih bebas juga untuk melakukan kegiatan spiritual
yang memerlukan dana.
Insan SuksesMulia, itu tadi tentang uang, lalu bagaimana dengan amal kebaikan?
Sesungguhnya
amal kebaikan pun sama seperti uang. Saldonya bisa bertambah dan juga
bisa berkurang. Amal kebaikan yang banyak, kelak bisa mengantarkan Anda
pada balasan terindah dari Yang Maha Kuasa. Selama hidup di dunia pun,
amal kebaikan Anda bisa menjadi pelumas yang memudahkan segala urusan
dan tujuan Anda. Sedangkan dengan amal kebaikan yang sedikit menjadikan
semua urusan dan tujuan hidup kian terasa sulit dan berat untuk diraih.
Maka,
jika demikian, bagaimanakah perlakuan kita terhadap amal kebaikan?
Apakah kekhawatiran kita mampu menyamai kekhawatiran akan uang? Ketika
uang kita sedikit, ketika begitu khawatir, berhati-hati dan berupaya
meningkatkan saldo uang yang kita miliki, apakah dengan amal kebaikan
pun sama? Sudahkah kita begitu khawatir bahwa amal kebaikan kita masih
sedikit, sehingga kita pun berhati-hati dan berupaya agar amal kebaikan
kita bisa semakin bertambah setiap harinya?
Mari kita renungkan
sejenak. Seberapa besar amal kebaikan kita saat ini? Apakah amal
kebaikan kita sudah cukup untuk menjadi bekal bagi kehidupan nanti?
Sudah cukupkah amal kebaikan itu untuk membeli tempat yang paling nyaman
di kehidupan nanti? Kira-kira dengan amal kebaikan kita saat ini,
dimana dan pada tingkatan seperti apa kita pantas bermukim di kehidupan
setelah mati?
Ya Allah, betapa malunya aku kepada-Mu. Rasanya amal
kebaikanku saat ini belum cukup untuk kutukar dengan tempat dan suasana
yang aku impikan di kehidupan nanti. Sejujurnya, Aku malu!
Silahkan dishare tulisan ini bila menurut Anda manfaat.
Salam SuksesMulia
Artikel oleh : Jamil Azzaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar